BDG Connex
Shows Venues Artworks Artists Sign in Sign up ◼︎

PUNK CERAMIC Pameran Tunggal Erlangga

Orbital Dago Sep, 2nd - 25th, 2020


Pameran 


PUNK CERAMIC 
Pameran Tunggal Erlangga 
2 - 17 September 2020


Bertemu seniman @erkucing : 
2 Agustus Mulai jam 11- 17 WIB di @orbitaldago 


Karya-karya figurine Erlangga @erkucing unik, dengan tampilan gemuk dan menyunggi berbagai benda di atas kepalanya. Figur-figur tersebut tampak jenaka dan di luar kebiasaan. Karakter karya-karya figurine keramik Erlangga mengingatkan kita pada Funk Ceramic di Amerika tahun 60-an yang tampil bizzare, tidak elegan, sekenanya dan bersifat parodi. Judul pameran Punk Ceramic seperti plesetan dari Funk Ceramic, tetapi beberapa figur-figur karya Erlangga memang menampilkan sosok bergaya punk. Kreasi figur-figur karya Erlangga memang seperti muncul dari dunia sub-culture, baik tampilan dan cara berkarya Erlangga yang aneh, seadanya namun jujur. (Asmujo J. Irianto @asmujoasli )


Erlangga lahir di Bengkulu, 21 maret 1976. 
Pernah belajar di Seni Rupa IKIP Padang (sekarang Universitas Negri Padang). Aktif berkarya rupa sejak tahun 2000an, dan menjadi salah satu inisiator Kelompok Belanak, salah satu kolektif seni yang cukup penting di Padang.


Pameran ini dalam rangkaian @bandungartmonth @bdgconnex


*Para pengunjung mohon memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. 



Pameran 

 

PUNK CERAMIC

 Pameran Tunggal Erlangga
 2 – 17 September 2020


Bertemu seniman :
 2 Agustus Mulai jam 11- 17 WIB di @orbitaldago


 
Setidaknya ada tiga perkara mengapa keramik figurine (patung kecil) karya-karya Erlangga diberi tajuk Punk Ceramic. Pertama karya-karya Erlangga tersebut mengingatkan kita pada kecenderungan Funk Ceramic yang populer di Amerika tahun 60an sampai 70an, berupa karya-karya keramik—kebanyakan figuratif—yang  bizzare,, nyeleneh, kadang surealis dan berkarakter parodi. Istilah Funk, tentu dekat dengan istilah Punk, dan istilah Punk Ceramic dirasa tepat untuk menjuluki karya-karya figurine Erlangga. Hal ini menjadi alasan kedua,  selain secara naratif ada beberapa figurnya yang tampak seperti sosok punk, namun lebih tepat jika dikatakan bahwa karakter estetis karya-karya Erlangga memang  “berjiwa sub-cultur”. Tidak terbebani nama besar,  Erlangga menyusun karyanya tanpa beban, dan juga tidak berangkat dari gagasan yang mendalam, karena itu terkandung karakter “subversif” dalam karya-karyanya.  Sikap “subversif” tersebut ditunjukkan dengan membuat karya-karya figurine  secara bebas merdeka dan suka-suka. Menariknya, jiwa “punk” karya-karya Erlangga justru muncul dari sikap low-profile yang merupakan sikap bawaannya.  Sikap low profile, hampir tanpa pretensi, tentu bertentangan dengan atmosfir “high-profile” dalam arus utama seni rupa kontemporer. 

 
Tidak memiliki latar belakang keramik, cara bekerja Erlangga  dalam beberapa hal tidak sesuai dengan teknik keramik yang proper. Dia bekerja cepat, dan menghindari perfeksi.  Namun, karena itu karya-karya figurine Erlangga menarik, mengejutkan dan kadang di luar dugaan. Setiap sosok karya figurine Erlangga tersebut memiliki narasi, yang sebagian merupakan refleksi dari perjalanan hidup Erlangga. Dia menyukai musik, genre apapun. Lama meninggalkan kampung halamannya di Bengkulu, Erlangga juga kerap terkenang dengan kehidupannya di masa lalu, dalam  masyarakat akar rumput yang hidup dari berladang dan alam sekitarnya. Karena itu kita lihat figur-figur pemain  musik dan masyarakat kecil yang menyunggi beraneka barang, mulai dari kayu bakar, periuk keramik, perabot rumah tangga, hewan, sampai motor vespa. Beberapa figur juga muncul dari imajinasi Erlangga, seperti manuusia dengan kepala tumbuhan, manusia dengan topeng kepala hewan, dan lainnya.  

 
Tampil dengan sosok rata-rata gemuk, figur-figur yang dibuat Erlangga tampak lucu dan unik, kendati sebagian karya-karyanya merepresentasikan masyarakat bawah, tapi tak nampak kesedihan, yang  terlihat adalah ketangguhan dan sikap “nrimo”. Kendati ada beberapa figur sepintas horror,  tubuhnya berselempang potongan-potongan kepala dengan tangannya  menjinjing potongan kepala, tetap berkesan lucu, seperti tokoh kartun. Figur-figur yang dibuat oleh Erlangga juga tampak intuitif dan ekspresif,  seperti dikerjakan tanpa rencanana, lahir begitu saja dari tangannya. Berkarya adalah cara Erlangga untuk berdialog dengan dirinya sendiri, dan tentu dengan pemirsa. Karenanya setiap karya tersebut  sangat personal, dan sangat “Erlangga”.  

 


Asmudjo J Irianto

 


Erlangga lahir di Bengkulu, 21 maret 1976.
 Pernah belajar di Seni Rupa IKIP Padang (sekarang Universitas Negri Padang). Aktif berkarya rupa sejak tahun 2000an, dan menjadi salah satu inisiator Kelompok Belanak, salah satu kolektif seni yang cukup penting di Padang.

 



Pameran ini dalam rangkaian @bandungartmonth @bdgconnex

*Para pengunjung mohon memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.
 

© BDG Connex 2017 - 2024