BDG Connex
Shows Venues Artworks Artists Sign in Sign up ◼︎

Moving Class

Moving Class Nov 24th - Dec 21st, 2017

Ketika berbicara soal kelas, ada satu pikiran mengenai sebuah tingkatan. Tetapi hal tersebut sekaligus mengingatkan sebuah ruang belajar. Kebiasaan yang dilalui masyarakat untuk menimba ilmu dalam sebuah sekat-sekat formal terstruktur yang hirarkis. Kelas satu, dua, tiga ataupun sd, smp, dan sma. Ada legitimasi terhadap mana yang benar, ada aturan yang disesuaikan dengan kedewasaan sebuah pola pikir. Guru sudah pasti lebih pintar daripada muridnya. Yang lebih tua pasti lebih bijaksana daripada yang muda. Pada akhirnya semua akan mengalami kelebihan dari sebelumnya sesuai dengan berjalannya waktu untuk mencapai kebebasan berpikir.

Moving class adalah sebuah pameran selama satu bulan. Enam belas seniman dikelompokan menjadi empat kloter yang masing-masing berpameran dalam satu minggu, bebas membuat apapun. Kemudian berdasarkan kebebasannya mereka dibagi, disesuaikan dengan kecenderungan gagasan dan bentuk visual. Diskusi sambil duduk bersama mencari solusi untuk menggali ide dan mengukurnya agar berhasil dengan karya yang representatif dan bermakna. Naik ke tataran lebih dari yang tampak.

Pada umumnya sekarang ini seniman kontemporer bebas untuk membuat apapun, anything goes. Yang awalnya sekolah dan terikat dengan konvensi akademik ketika memasuki dunia seni rupa diberi kebebasan hakiki. Apakah benar seperti itu? Semua orang umumnya harus melalui tingkatan, harus naik tangga keatas atau turun kebawah. Kebudayaan sudah terbentuk seperti itu. Budaya masyarakat yang kompetitif. Akan tetapi bisa saja ketika diatas ternyata hanyalah keklisean yang selama ini selalu merayu. Padahal yang memegang kendali tetap yang punya kuasa, yang ada di puncak kelas.

Axel R. Ridzky
Bandung, November 2017

Sejiwa yang merupakan coffee shop di Jalan Progo No.15 Bandung akan mulai mengaktifkan ruang alternatifnya untuk dijadikan sebuah mini artspace dengan nama “Senyawa”. Acara petama yang akan diadakan bertajuk Moving Class dimulai pada tanggal 24 November sampai 22 Desember 2017. Acara ini adalah sebuah pameran seni rupa yang dikuratori oleh Axel R. Ridzky dan terdiri dari 16 seniman. 


Pameran ini dibagi menjadi empat kloter per-empat seniman, masing-masing berpameran dalam satu minggu. 



  • Kloter pertama berpameran pada tanggal 24 November 2017. Pembukaan pemeran yang pertama sekaligus menjadi launching Senyawa Artspace akan berlangsung dari mulai pukul 18.00 WIB. Seniman yang akan berpameran pada kloter ini adalah, P.L, Hilmy P Soepadmo, Bayu P Pratama dan Vienasty Rezqina. Bincang seniman pertama akan diadakan hari Senin 27 November 2017 pada pukul 19.00 WIB dengan penanggapnya Gumilar Ganjar. 


  • Kloter ke-dua akan berpameran sekaligus bincang seniman bersama dengan penanggapnya Yacobus Ari Respati pada tanggal 1 Desember 2017 pukul 18.00 WIB. Mereka adalah Aldiansyah W, Arend Alfiyanto, Made Ananta, dan Muhammad Sabil H. 


  • Kloter ke-tiga yang akan berpameran sekaligus bincang seniman bersama dengan penanggapnya Danoeh Tyas pada tanggal 8 Desember 2017 pukul 18.00 WIB. Mereka adalah Azizi Al Majid, Muamal N.M, Rizal Nugraha, dan Zikry Rediansyah. 


  • Kloter ke-empat akan berpameran sekaligus bincang seniman bersama dengan penanggapnya Bob Edrian pada tanggal 15 Desember 2017 pukul 18.00 WIB. Mereka adalah Dani Huda, Hilma Sophia, Maruto Ardi, dan Sabiq Alfarisy

Pameran ini akan menampilkan karya-karya seniman muda, bertujuan untuk meningkatkan apresiasi seni dan bagaimana sebuah karya seni bisa memiliki makna diantara masyarakatnya. Karya-karya seni yang akan ditampilkan mencakup media dua dimensi, tiga dimensi, dan intermedia. Pameran dibagi berdasarkan  jumlah seniman dan kecenderungan terhadap gagasan dan konsep visual. Berdiskusi bersama selama beberapa pertemuan dalam 4 minggu untuk membicarakan karya-karya yang akan dipamerkan.






 

© BDG Connex 2017 - 2024