BDG Connex
Shows Venues Artworks Artists Sign in Sign up ◼︎

BIODYNAMIC di Dapur Seniman

Bandung Art Month 2019 Sep, 14th - 30th, 2019

4 perupa yaitu Aan (Burhanudin M.R.) Asep Nugraha, Edi Dolan, Udung (ade Hendi) adalah seniman yang berbeda generasi dan genre dalam karya-karya yang ditampilkan dalam pameran kali ini di Dapur Seniman Lingkung seni lingkungan.

Asep Nugraha, Udung dan Edi Dolan adalah generasi yang menyikapi karya-karyanya untuk melihat kembali khasanah literasi naskah2 tradisional kuno nusantara. Hal ini di tunjukan oleh pembuatan bahan dan alat kerja produk-produk sebagai muatan karyanya. Kertas daluang adalah kertas yang dibuat dengan proses waktu yang panjang dan lama, dari tahun 2008 Edo, Asep dan Udung di Cijotang sudah memulai dengan pembudidayaan pohon saeh (papper Mulberry) sebagai proses awal berkarya. Pembenihan sampai waktu panen dan paska panen adalah sebuah pendalaman budidaya pohon langka ini. Proses ini berkembang sesuai dengan minat masing-masing, naskah-naskah kuno yang di didalami oleh Edi Dolan membawa pada khasanah cerita-cerita panji, pewayangan yang mengisi alam kebatinan spiritual tanah jawa lahir dalam bentuk rupa baru di tangan Edi Dolan. Tidak kalah penting adalah tentang tulisan jawa dan sunda menjadi keahlian khusus Edi Dolan yang memperkaya dunia literasi naskah-naskah kuno.

Langkah awal proses berkarya adalah menanam.
keterlibatan alam yang tidak memberikan ruang instan pada proses ini menjadi sebuah perjalanan bagi Asep, Edo dan Udung untuk belajar yang membawa kepada pendekatan kepada alam. Dinamika alam yang mempunyai fenomena tersendiri mengenai kemampuan-kemampuannya, kekuatannya, kelemahannya dan segala hal yang bisa tumbuh, hilang dan hidup di alam. Menjadi kajian ekplorasi dalam proses kekaryaan.
Kertas Daluang yang mempunyai keterbatasan dari tekstur warna serta dimensi menjadi persoalan tersendiri, selain mempunyai kelebihan tersendiri yang mempunyai kandungan sejarah panjang tentang naskah2 kuno yang dapat bertahan hingga ratusan tahun, dalam karya-karya Asep Nugraha mencoba untuk membuat karya dengan menghindari sifat-sifat sintetis atau bahkan mencoba untuk meng-okulasi sehingga menjadi sebuah karya-karya hibrid antara dimensi digital dan analog. dimensi holistik mengenai mahluk hidup menjadi objek pendalaman kekaryaannya, hasil okulasi antara digital dan analog menghasilkan varietas karya baru yang terus memicu adrenalin untuk terus menelusuri proses kreatif. Varietas-varietas ini terus menghasilkan bentuk turunan-turunan baru yang tidak melepaskan dari hukum biodinamik, karena manusia alam dan semesta secara holistik adalah satu kesatuan yang saling menyelaraskan.

Proses kreatif Udung yang berbasis sebagai seorang literasi dan penggiat Bambu. Dalam karya kali ini menampilkan proses kerja kreatifnya dengan membuat karya alat pembuat carbon aktif Bambu, sebagai seorang yang sudah malang melintang di dunia perbambuan, Karbon aktif menjadi karya yang memiliki tururan-turunan varietas karya baru yang di blanded dengan bahan alat dan material yang berbeda sehingga menjadi karya kaloborasi dengan seniman lain, sehingga membuat aroma dan rasa baru dalam pameran di Dapur seniman Lingkung seni lingkungan.
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola

Ikut memperkaya dalam even di Dapur seniman adalah tampilnya Karya-karya Aan (Burhanudin M.R.) Berupa lukisan dan drawing, karya yang abstraktif bahkan menjadi abstrak yang dihasilkan oleh seorang pelukis autisme ini menjadi titik temu interaksi untuk memahami karya-karyanya sekaligus alat komunikasi antara dia dan dunia luar. Ribuan karya yang telah dihasilkan oleh anak muda yang berusia 20 tahun ini menunjukan sebuah produktifitas yang luar biasa, kelebihan dari karya-karya yang dihasilkan oleh Aan (Burhanudin M.R.) Adalah ungkapan jiwa atau perasaan secara spontan sehingga menghasilkan goresan-goresan yang menggambarkan kedalaman. Sehingga jika kita berada di depan lukisannya seperti melihat karya lukis fish magic atau karya Castle and Sun pelukis Paul Klee. Karya-karya Aan menjadi sebuah alat komunikasi dengan lingkungannya, meskipun ungkapan yang hadir tidak semuanya dapat di pahami karena sebuah karya akan menjadi mewah apabila ada ruang metapor yang dibuat.

Bandung agustus 2019
Mang Asep

4 perupa yaitu Aan (Burhanudin M.R.)  Asep Nugraha, Edi Dolan, Udung (ade Hendi) adalah seniman yang berbeda generasi dan genre dalam karya-karya yang ditampilkan dalam pameran kali ini di Dapur Seniman Lingkung seni lingkungan.    

Asep Nugraha, Udung dan Edi Dolan adalah generasi yang menyikapi karya-karyanya untuk melihat kembali khasanah literasi naskah2  tradisional kuno  nusantara. Hal ini di tunjukan oleh pembuatan bahan dan alat kerja produk-produk sebagai muatan karyanya. Kertas daluang adalah kertas yang dibuat dengan proses waktu yang panjang dan lama, dari tahun 2008 Edo, Asep dan Udung di Cijotang sudah memulai dengan pembudidayaan pohon saeh (papper Mulberry) sebagai proses awal berkarya. Pembenihan sampai waktu panen dan paska panen adalah sebuah pendalaman budidaya pohon langka ini. Proses ini berkembang sesuai dengan minat masing-masing, naskah-naskah kuno yang di didalami oleh Edi Dolan membawa pada khasanah cerita-cerita panji, pewayangan yang mengisi alam kebatinan spiritual tanah jawa lahir dalam bentuk rupa baru di tangan Edi Dolan. Tidak kalah penting adalah tentang tulisan jawa dan sunda menjadi keahlian khusus Edi Dolan yang memperkaya dunia literasi naskah-naskah kuno.  

Langkah awal proses berkarya adalah menanam. 
keterlibatan alam yang tidak memberikan ruang instan pada proses ini menjadi sebuah perjalanan bagi Asep, Edo dan Udung untuk belajar yang membawa kepada  pendekatan kepada  alam. Dinamika alam yang mempunyai fenomena tersendiri mengenai kemampuan-kemampuannya, kekuatannya, kelemahannya dan segala hal yang bisa tumbuh, hilang dan hidup di alam. Menjadi kajian ekplorasi dalam proses kekaryaan.
Kertas Daluang yang mempunyai keterbatasan dari tekstur warna serta dimensi menjadi persoalan tersendiri, selain mempunyai kelebihan tersendiri yang mempunyai kandungan sejarah panjang tentang naskah2 kuno yang dapat bertahan hingga ratusan tahun, dalam karya-karya Asep Nugraha mencoba untuk membuat karya dengan menghindari sifat-sifat sintetis atau bahkan mencoba untuk meng-okulasi sehingga menjadi sebuah karya-karya hibrid antara dimensi digital dan analog. dimensi holistik mengenai mahluk hidup menjadi objek pendalaman kekaryaannya, hasil okulasi antara digital dan analog menghasilkan varietas karya baru yang terus memicu adrenalin untuk terus menelusuri proses kreatif.  Varietas-varietas ini terus menghasilkan bentuk turunan-turunan baru yang tidak melepaskan dari hukum biodinamik, karena manusia alam dan semesta secara holistik adalah satu kesatuan yang saling menyelaraskan.
 
Proses kreatif Udung yang berbasis sebagai seorang literasi dan penggiat Bambu. Dalam karya kali ini menampilkan proses kerja kreatifnya dengan membuat karya alat pembuat carbon aktif Bambu, sebagai seorang yang sudah malang melintang di dunia perbambuan, Karbon aktif menjadi karya yang memiliki tururan-turunan varietas karya baru yang di blanded dengan bahan alat dan material yang berbeda sehingga menjadi karya kaloborasi dengan seniman lain, sehingga membuat aroma dan rasa baru dalam pameran di Dapur seniman Lingkung seni lingkungan. 
Karbon aktif adalah karbon padat yang memiliki luas permukaan yang cukup tinggi berkisar antara 100 sampai dengan 2000 m2/g. Bisa dibayangkan dalam setiap gram zat ini mengandung luas permukaan puluhan kali luasan lapangan sepak bola  

Ikut memperkaya dalam even di Dapur seniman adalah tampilnya Karya-karya Aan (Burhanudin M.R.) Berupa lukisan dan drawing, karya yang abstraktif bahkan menjadi abstrak yang dihasilkan oleh seorang pelukis autisme ini menjadi titik temu interaksi untuk memahami karya-karyanya sekaligus alat komunikasi antara dia dan dunia luar. Ribuan karya yang telah dihasilkan oleh anak muda yang berusia 20 tahun ini menunjukan sebuah produktifitas yang luar biasa, kelebihan dari karya-karya yang dihasilkan oleh Aan (Burhanudin M.R.)  Adalah ungkapan jiwa atau perasaan secara spontan sehingga menghasilkan goresan-goresan yang menggambarkan kedalaman. Sehingga jika kita berada di depan lukisannya seperti melihat karya lukis  fish magic atau karya Castle and Sun pelukis Paul Klee. Karya-karya Aan menjadi sebuah alat komunikasi dengan lingkungannya, meskipun ungkapan yang hadir tidak semuanya dapat di pahami karena sebuah karya akan menjadi mewah apabila ada ruang metapor yang dibuat.

Bandung agustus 2019
Mang Asep
 

© BDG Connex 2017 - 2024