Bisa dibilang, aku adalah perempuan beruntung yang memiliki latar belakang keluarga berkecukupan, memiliki akses pendidikan sampai jenjang tinggi, dan keluarga bahagia. Dibelahan dunia lain, atau bahkan di sebuah pojok yang hanya dipisah seluas beberapa tumbak tanah, masih banyak perempuan tertindas yang tidak memiliki kesempatan untuk hidup lebih baik. Sebagai perempuan yang dibesarkan dengan nilai hidup modern, aku dibebaskan memiliki pilihan, berperan aktif dalam berbagai kegiatan, dan maju sejajar dengan laki-laki.

Hal ini menempaku untuk belajar mandiri, tidak merasa takut, dan memiliki rasa percaya diri, yang menjadi modal kekuatanku sebagai seorang perempuan sang subjek. Seorang perempuan subjek yang akan terus melangkah maju, mengatur, bertutur, dan menata “dunia” sesuai dengan sang subjek mau. Aku sang subjek dapat pergi kemanapun selama mampu dan bisa, memegang kendali atas hidup, selama masih mampu.

Aku adalah sang subjek pengendali, yang digambarkan dengan sosok seorang perempuan sedang mengendarai kendaraan. Sosok yang digambarkan perempuan tersebut tampak optimis dan memiliki karakter yang kuat. Adapun sosok lelaki di sebelah perempuan tersebut diartikan bahwa sekuat apapun perempuan sebagai subjek, tetap membutuhkan lekaki sebagai partner hidup.