Tapa, dalam bahasa Jawa (topo) berarti "berdiam diri, bertahan, atau berpantang dari hawa nafsu". Tapa atau semedi biasanya dilakukan di tempat-tempat sepi yang tidak dilalui oleh manusia. Kali ini saatnya kita ber-“tapa” dari berinteraksi di kantor, tempat ibadah, sekolah, atau keramaian/kerumunan di ruang publik. Ber-tapa-lah di rumah saja bersama keluarga dan orangorang yang dicintai agar terhindar dari petaka, mara bahaya, dan wabah yang mengancam jiwa, keluarga, dan lingkungan kita. Ber-tapa adalah menjaga jarak fisik, social, mental, juga jiwa yang tidak berarti tidak produktif, banyak hal yang ternyata dapat dilakukan dan muncul karena kreativitas dan keterdesakan sebagaimana manusia Indonesia yang mampu beradaptasi dan bertahan hidup seperti krisis moneter tahun 1998. Karya tapa berupa re-komposisi deret visual (stop motion) yang dikerjakan dengan teknik batik tulis halusan yang diambil dari data karya animateutik berjudul Ngibing yang dikerjakan sejak tahun 2018 dan belum dirilis secara resmi hingga saat ini. Animasi tapa menjadi respon terhadap keinginan untuk berperan dan berkontribusi dalam turut mendukung sebaran protokol kesehatan dan keselamatan dalam menghadapi pandemi Covid-19 di tahun 2020 dengan harapan menyadarkan pemirsa sebagai manusia untuk kembali pada fitrahnya, agar bumi ini sembuh, agar Tuhan mengampuni dosa manusia. Tapa dipublikasikan pertama kali di akun Instagram @jongchandra dan @animateutik tanggal 21 maret 2020